Photobucket

Selasa, 30 April 2013

Seseorang yang Kau Panggil 'Sahabat'

Sejujurnya, kalau ditanya siapa sahabatku, yang terpikir adalah Allah dan Mama. Namun, untuk tulisan kali ini saya sengaja tidak mengangkat keduanya karena saya ingin mendedikasikan tulisan ini untuk seorang teman yang pertemuan kami bisa dihitung dengan jari, tapi ia selalu ada di sana untuk saya.

Oke, bagian 'ia selalu ada di sana untuk saya' terasa berlebihan. Jadi, abaikan saja :)

Namanya Donna. Saya mengenalnya melalui sebuah milis. Saat itu saya hanya berinteraksi biasa dengannya, sampai suatu saat saya melayangkan SMS menanyakan daftar buku apa yang ia titip pada saya untuk dibeli. Apakah hubungan kami menjadi dekat di sini? Tidak. Saya hanya tahu kalau Donna akan menikah, sehingga saat saya ke kota tempat tinggalnya, saya hanya menyelipkan selembar uang sebagai angpau karena tidak dapat hadir ke acara suci itu. Apakah hubungan kami menjadi dekat di sini? Tidak juga.

Bila saya ingat, saya dan Donna mungkin tidak bisa dibilang benar-benar sahabat. Kami hanya sekadar say hi via media sosial atau YM. Sesekali ia mengirimkan paket untuk saya atau sebaliknya. Namun, Donna menjadi tempat curhat saya selain Mama. Bahkan ada beberapa hal yang hanya saya ceritakan pada Donna. Walau begitu, tetap saja saya tidak merasa kami benar-benar bersahabat. Dalam rentang sepuluh tahun pertemanan kami, saya hanya bertemu Donna sebanyak TIGA kali. Sekali saat kami menghadiri sebuah undangan pernikahan, yang kedua saat saya berkunjung ke rumahnya, dan yang ketiga saat ia datang ke Jakarta untuk bertemu dengan sebuah penerbit.

Pernah ada duri dalam hubungan saya dan Donna yang tidak jelas itu. Seperti dalam hubungan percintaan, ada orang ketiga dalam pertemanan kami. Sebut saja orang ketiga ini K. Awalnya K kenal dengan saya, lalu ia juga mengenal Donna karena bergabung dalam milis yang sama. Setelah K pindah ke kota kelahiran Donna, keduanya semakin dekat. Kontak saya dengan Donna berkurang walau tidak hilang sama sekali. Lalu, K 'lepas' dari kehidupan kami dan intesitas hubungan saya dan Donna meningkat kembali. Saya baru tahu kalau K yang akrab dengan saya itu menjelek-jelekkan saya di hadapan Donna. Teman saya ini sempat termakan omongan K dan menjauhi saya.

Kami sama-sama belajar bahwa ketulusan seseorang mungkin dapat disalahartikan. Kami juga belajar bahwa rasa percaya adalah sesuatu yang mahal harganya. Walau begitu, seorang teman yang berlabel 'sahabat' akan dapat melihat seseorang sesuai nilai sebenarnya, seperti Donna yang meragukan segala perkataan K dan memilih memercayai saya. 

Saat Papa meninggal, Donna hanya mengirimkan doa dan ucapan berbela sungkawa melalui media sosial. Pun begitu Ibunda Donna meninggal, saya hanya mengirimkan doa dan pelukan virtual melalui YM. Namun, kami sama-sama dapat merasakan kehilangan kami masing-masing dan tahu ada seseorang yang mau mendengarkan keluh kesah dan cerita kami di sela-sela kesibukan sebagai seorang istri dan ibu rumah tangga.

Donna adalah penulis dan sudah banyak judul yang ditelurkannya. Jika saya meminta karya-karyanya secara percuma pun akan ia berikan. Namun, fungsi seorang teman baik a.k.a sahabat bukanlah seperti itu. Walau tidak dapat membeli semua karya Donna, sesekali saya membeli bukunya dengan uang saya sendiri. Ia pun tetap mengirimi saya satu atau dua judul bukunya jika ada stok.

Sesekali kami berbeda pendapat, sering kali kami berdebat. Tak terhitung berapa kali kami saling mengingatkan dan mencerahkan, tertawa atau menangis bersama (dari tempat berbeda atau secara virtual ^^).  Saya bukan sahabat terbaik Donna, Donna pun mungkin bukan sahabat terbaik saya. Namun, ada pertemanan yang tulus di antara kami. Walau terpisahkan jarak, kami tahu bahwa ada seseorang yang dapat kami labeli 'sahabat'.


"Sahabat itu adalah air, meskipun emas lebih berharga daripada air, tapi faktanya manusia lebih membutuhkan air melebihi emas"

Tulisan ini diikut sertakan dalam GA “Siapa Sahabatmu?” pada blog senyumsyukurbahagia.blogspot.com, hidup bahagia dengan Senyum dan Syukur.

PS. Maaf kalau saya tidak punya foto bersama Donna ^^

2 komentar:

  1. iyaaa... sahabat itu selalu ada walau tak hadir secara fisik :)
    kalau saya, sahabat Mbak bukan? :p

    BalasHapus
  2. sahabat itu bisa berupa-rupa bentuknya :D
    maya - nyata
    tetapi perasaan itu apa adanya ^^

    BalasHapus