Photobucket

Jumat, 26 April 2013

Berbagi Membuat Kita Lebih Kaya

Banyak kebaikan yang saya terima baru-baru ini. Namun, ada satu titik di masa lalu saya yang rasanya menunjukkan betapa indahnya berbagi...

Sejak saya sudah mengerti agama walau sedikit, Mama mengajarkan saya untuk berinfak. Caranya sederhana saja, setiap kali saya mendapat rezeki (saat itu dalam bentuk uang jajan mingguan atau bulanan), saya diminta untuk menyisihkan 2,5% dari totalnya. Jumlahnya mungkin tidak seberapa, tapi Mama selalu mengingatkan saya. Caranya juga gampang: masukkan saja lembaran uang ratusan rupiah itu ke dalam kaleng kue yang sudah disediakan Mama. Lalu, setiap sebulan sekali, Mama akan membongkar kaleng kue itu dan mengumpulkan isinya untuk diberikan pada sanak saudara yang membutuhkan (ya, mereka lebih utama ditolong daripada orang lain, bukan?). Saya juga belajar untuk jujur karena mudah saja untuk merampok isi kaleng itu sedikit demi sedikit, toh tidak ada yang pernah tahu berapa jumlah isinya secara pasti.

Kira-kira sepuluh tahun lalu, keluarga kami ditimpa musibah. Pendek kata, Allah menguji kami dengan mengambil harta kekayaan keluarga. Saat itu saya sudah lulus kuliah, tapi tidak bekerja. Papa pun bekerja serabutan. Adik saya masih kuliah tingkat akhir. Jangankan memikirkan biaya untuk adik, biaya untuk makan pun tidak jelas. Jika saya ingat sekarang, entah bagaimana caranya kami dapat bertahan tanpa harus menjual isi rumah kami. Ada saja rezeki yang Allah kirimkan pada kami. Saya mendapatkan pekerjaan sebagai guru Bahasa Inggris dengan honor yang bila dikurangi ongkos transpor, jumlahnya kurang dari seratus ribu. Saya juga mendapatkan order membuat ilustrasi yang walau tidak seberapa tapi mampu menghidupi kami. Adik saya pun dapat hidup berkat komik-komik koleksi saya yang disewakan pada mahasiswa sekitar kampus.
Saat itu, kami mendapat banyak bantuan dari salah seorang teman Papa, yang bahkan bukan saudara, tapi kedekatannya melebihi saudara. Ia dan keluarganya membantu tanpa pamrih di saat saudara-saudara lain malah menjauh dan hanya sekadar 'mengirim doa'.

Kalau saya ingat kembali, di luar bantuan sang sahabat, saya masih tidak habis pikir bagaimana kami bisa menjalani semuanya dan tetap hidup dalam kemewahan. Banyak hal yang saya petik dari sana. Allah sedang mengingatkan kami yang terlena dengan harta, namun Allah tetap berbaik hati pada kami dengan tetap menyisakan harta yang Insya Allah menjadi hak kami. Mungkin harta yang diambil Allah itu adalah harta yang memang belum kami bersihkan melalui infak. Tetapi, saya yakin, melalui infak itulah Allah memberikan cahaya bagi kami sehingga kami tidak menyerah.

Saya semakin tahu betapa dahsyatnya berbagi, terlebih saya merasakan sendiri betapa indahnya mendapat limpahan kasih sayang dari orang lain. Semakin banyak yang kita berikan pada orang lain tidak akan membuat kita miskin harta, namun sebaliknya kita semakin kaya akan kasih sayang dan keimanan untuk-Nya.


مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

"Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui." (Al-Baqarah: 261)


Semoga saya tidak pernah lupa untuk membagi harta saya, terutama untuk orang-orang yang berhak, karena dengan berbagi itulah Allah memberi lebih banyak lagi....

“Sekali lagi, berbagi itu bukan tentang banyaknya uang tapi sebesar dan sekaya apa hatimu. Uang yang banyak takan pernah bisa dibagi jika dimiliki oleh hati yang miskin. Dan begitupun sebaliknya, hati yang senantiasa ingin berbagi takan pernah terhalang oleh ketiadaan materi. Karena berbagi bukan saja dengan uang. Bisa dengan tenaga, pikiran dan bahkan dengan seuntai senyum." 
(Senyum Syukur- Keajaiban Berbagi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar