Photobucket

Rabu, 14 Desember 2011

My Fav: Boy Dolls

Pertama kali mengetahui komik berjudul asli 'Shounen Dolls' ini ketika seorang teman memberikan link mangascannya dan saya langsung jatuh cinta begitu membaca halaman kesatu. Alangkah bahagianya saya ketika Elex Media Komputindo menerbitkan edisi legalnya dengan judul Boy Dolls. Saya memang pecinta karya Wataru Hibiki. Tarikan garisnya halus, detailnya sangat wah, dan dia dapat memainkan angle dengan baik. Ditambah dengan karakter-karakter yang begitu menggemaskan...

Anyway, Boy Dolls bercerita mengenai Ageha Etou yang memiliki kemampuan untuk berbicara dengan boneka. Jangan heran kalau kamu melihatnya berbicara sendiri, walau sebenarnya ia sedang ngobrol dengan boneka display sebuah toko roti. Dia sendiri memiliki kemampuan untuk menyucikan boneka2 yg dicemari rasa marah dan dendam akibat dibuang oleh manusia. Namun, ia tidak sendiri saat melakukan tugas ini. Ageha dibantu oleh sebuah boneka tipe gothic bernama Leonardo Silvereye alias Leo. Pada siang hari Leo akan berwujud boneka (yg selalu dibawa-bawa Ageha ke mana pun ia pergi), namun saat malam menjelang, begitu menerima sebuah kecupan dari Ageha, Leo akan berubah wujud menjadi seorang pemuda yang tampan. Mereka bahu membahu melawan boneka-boneka yang garang.
Nah, sebagai keturunan Etou, Ageha memilik tugas menjaga DUA boneka khusus secara turun temurun. Karena ortu Ageha meninggal saat kecelakaan, Ageha terpaksa mewarisi kedua boneka tersebut saat masih kecil. Karena kekuatannya belum mencukupi, Ageha harus kehilangan salah satu bonekanya, Yukinosuke, sehingga ia dan Leo harus berusaha mencari boneka yang hilang itu selama bertahun-tahun. Hingga pada suatu ketika Ageha mendapat tugas menyucikan sebuah bangunan telantar yang dipenuhi boneka, akhirnya ia dan Leo dapat bertemu kembali dengan Yuki ... Kedua boneka ini akan berubah menjadi cowok tampan dan dijamin bisa membuat hati meleleh... Kya...

Leo memiliki sifat arogan dan semaunya sendiri. Dia tidak akan segan menyuruh-nyuruh Ageha untuk memandikannya (!), mencuci rambutnya, menjahit pakaiannya... Leo suka sekali makan, jadi dia juga akan memaksa Ageha untuk memasak, membuat kue, atau meracik teh untuknya. Agak2 pemarah, sehingga sering bertengkar dengan Ageha. Rambutnya berwarna hitam kebiruan, dengan mata perak, tampan tapi jutek ^0^ Ada alasan knp ia bersikap seperti ini: agar Ageha dapat melupakan kesedihannya ditinggal mati oleh kedua ortu juga agar Ageha sedikit melupakan tugas menjadi kepala keluarga Etou yg tiba-tiba harus diembannya. Kadang2 suka ngambek juga, tp biasanya selalu siap sedia kalau Ageha butuh. Gara2 ini, Ageha harus membawa Leo kemana2 smp dicap sbg cewek aneh :)) 

Kebalikan dari Leo, Yuki adalah tipe cowok yg kalem, dengan penampilan bak bangsawan Jepang zaman dulu. Rambutnya panjang dan keperakan. Anggun. Cocok disebut cowok cantik (awalnya Ageha salah mengira kalau Yuki adl cewek dan kekasih Leo, mwahaha). Pokoknya apa pun yg dilakukan Yuki adalah kebalikan dari yg dilakukan Leo, walau jangan salah, mereka berdua sangat melindungi Ageha. Yuki  merasa bersalah karena telah hilang selama bertahun2, sehingga Ageha harus mendapat omongan buruk dari keluarganya. Saling memperebutkan perhatian Ageha dengan Leo. Setelah Yuki ditemukan, Ageha terpaksa membawa dua boneka2 ke mana2 *ngakak*

Seperti kasus di Fruit Basket, awalnya saya bingung memilih siapa yg paling cocok dengan Tohru, begitu juga dengan Ageha. Kira2 dia bakal jadian dg siapa ya? Tapiiii... Leo dan Yuki kan boneka, jd walau perasaannya sama apa mereka bakal bs bersatu? Entahlah. Semoga endingnya bisa memuaskan saya #plak dan membuat saya ber-aaah dan ber-oooh setiap kali membacanya.

Minggu, 11 Desember 2011

My Fav: Final Fantasy VIII

Lhooo, kenapa tahu2 saya membicarakan game? Ehehe. Biar begini saya termasuk suka main game. Bukan maniak, soalnya membaca tetap menempati prioritas pertama, tapi ya itu tadi, saya suka main game. Dari jenis2 game yang suka saya mainkan, salah satunya yang bertipe RPG alias role playing game. Intinya di game itu ada jalan ceritanya, nggak cuma bak-bik-buk, dan biasanya butuh waktu yang (sangat) lama untuk menyelesaikannya.

Game RPG pertama yg membuat saya tertarik dan jatuh cinta dalah Final Fantasi VIII. Saat itu saya sedang berjalan-jalan di mal dan melihat preview movie-CG dari game ini diputar oleh salah satu penjual CD game. Saya berhenti dan terpaku, dengan tampang terkagum2, menatap layar kaca. Tampilan grafisnya tidak perlu ditanya, tapi saya bener2 terkesima menatap karakter-karakternya bergerak, membentuk rangkaian cerita yang tidak bisa saya tebak tp benar2 membuat saya penasaran... Saat itu saya bahkan belum punya PS ^^ Saya dan sang mantan (skr sdh jd suami) lgs menabung utk membeli PS ehe.

By the way, jalan cerita FFVIII ini kurang lebih berkutat pada Squall Leonhart, sang tokoh utama, siswa SEED (sekolah di... eh...) yang pendiam dan memiliki codet di wajahnya. Squall memiliki kecendrungan galau di setiap waktu... Entah sial atau tidak, dia bertemu dg Rinoa (lupa nama panjangnya, ehm) yang memiliki sifat bertolak belakang dengan Squall. Karena ada 'misi' dr Pak Kepsek, Squall bersama timnya harus terlibat urusan Rinoa dkk. Yg menarik di game ini ada semacam flash back dg tokoh utama yg berganti menjadi Laguna Loire. Awalnya kita akan dibuat bingung dengan, "Apa2an sih si Laguna ini?" Laguna sendiri adalah tipe pria yg kocak dan santai menghadapi masalah-masalah hidup :)

Memasuki CD ke-3 dan ke-4 (total ada 4 CD game utk dimainkan selama 40-60 jam!), hubungan antarkarakternya mulai terbangun dan jelas... Saya akhirnya menyadari siapa itu Laguna, Squall, dan Rinoa. Mereka ternyata sudah 'terhubung' dari masa lalu dan di sini ditunjukkan, kalau sudah jodoh tidak akan lari ke mana... Dan yg membuat saya terkaget-kaget, ternyata Squall dan Laguna adalah... *berhenti seblm spoiler* Ehm, baiklah, anak dan ayah! Eh, tp ini hanya menurut sudut pandang saya saja, ya, ehehe... Sambil jalan kita akan tahu bahwa Squall adalah seorang yatim piatu yang berasal dari sebuah panti di dekat pantai. Bisa dibilang semua karakter di sini saling memiliki keterkaitan. Kebetulan? Entahlah...

Musuh-musuh yg muncul di game ini akan bertambah kuat jika level karakter bertambah. Awalnya saya terus menaikkan level karakter dan mengalami kesulitan menghadapi musuh2 tsbt. Setelah membaca-baca walkthrough, akhirnya saya tahu taktiknya: kabur saja kalau nggak mau naik level, ahaha. Dr sekian banyak musuh yang muncul, salah satu yg tersulit adalah Ultima. Tdk terhitung brp kali saya hrs mengulang krn game over terus. Smp suatu ketika, saya meninggalkan PS saya menyala dalam posisi pause selama 2-3 jam karena saya harus menjenguk seorang teman. Usaha tersebut tidak sia-sia, akhirnya saya bisa mengalahkan Ultima, wahaha.

Squall Leonheart juga menjadi salah satu karakter favorit saya, terutama saat ia  memakai seragam ^*^ Saat akhirnya ia bs membuka perasaannya pada Rinoa, owwwh romantis bangeeedz... Sayang Squall memakai seragam ini hanya muncul di satu scene, saat dia sedang ujian SEED. Sisanya tentu saja Squall dengan kostum bulu-bulunya itu...

Me vs Comic I

Siapa tahu bakal ada versi II, III, dan dst, jd sejak awal sudah ditandai dg no I, ehe.


Nah, tulisan ga penting lainnya ini bakal bercerita mengenai gimana cintanya saya ama komik, tepatnya manga. Saya suka baca, udah jelas, dari sejak mengenal huruf. Pas kecil salah satu bacaan yg saya temukan di rumah adalah seri Superman, Asterix, Lucky Luke, dan semacamnya. Manga sendiri baru kukenal di awal 90-an, dengan judul Candy-Candy. Siapa yg nggak kenal karakter satu ini? Hayooo. Gadis yatim piatu dengan rambut keriting pirang dan muka berbintik-bintik. Namanya Candies White, manis seperti permen, tp juga sangat aktif dan lincah, bikin semua orang di sekitarnya pusing...


Mungkin karena tampilan halaman manga ini berbeda dengan komik eropa yg sudah saya lalap, saya lgs jatuh cinta pada pandangan pertama. Saya menikmati sekali membaca kalimat demi kalimat, tertawa melihat ekpresi yang lucu atau dialog yg menyentil, juga menangis mengharu biru saat adegan yg saya lihat begitu menyentuh... Saya juga mengenal yg namanya cowok cantik, atau bishie, macam Anthony dan Therry (saya nggak tahu nama sebenarnya itu yg mana). Saya mengenal apa itu 'suka' dan 'cinta' secara tidak langsung dari komik ini. Saya berderai air mata saat membaca kalimat perpisahan Candy dan Therry. Andai ada umur... Saya juga marah2 karena pada akhirnya Candy dan Therry tidak dapat bersatu walaupun mereka bertemu lagi dan masih memiliki perasaan yang sama. Berapa umur saya saat itu? Belum juga remaja, ahaha.


Eliza adalah karakter manga pertama yang saya gambar, matanya seperti rambutan... Tapi saya bangga sekali waktu itu, ahaha.


Entah karena saya suka gambar, suka tipe karakter di manga, suka baca, atau suka lainnya, yg pasti saya sukaaaaaaaa sekali baca manga! Msh inget jelas gimana saya numpang baca manga di toko buku karena dibatasi pembeliannya oleh ortu. Lalu saya berusaha menyisihkan uang jajan agar dapat membeli manga sendiri ^__^ Saat SMA, saya memilih untuk berpuasa atau makan/minum secukupnya agar bisa membeli manga.


Jangan tanya ada brp jumlah manga saya sekarang, ehehe... 

Sabtu, 10 Desember 2011

My Fav: Red Haired Snow White

Saya pencinta komik sejati. Kpn2 saya tulis bagian itu sendiri kalau sempat *sok sibuk*

Anyway, ini salah satu komik yg saya suka. Red Haired Snow White, diterbitkan oleh Elex Media Komputindo, karya Sorata Akizuki. Ceritanya tentang Zen, sang pangeran kedua Clarines dengan Shirayuki, sang gadis berambut merah yang memutuskan menjadi apoteker di Clarines. Si perak dan si merah :)
Mungkin dr segi cerita biasa saja, tp saya suka alurnya. Tp yg paling utama saya suka sifat karakternya. Mereka semua tegas, punya prinsip, tdk plin plan, tp tetap romantis. Alurnya cepat, tapi nggak berasa maksa. Hubungan antarkarakternya selalu meningkat tiap bab dan masalah yg mereka hadapi nggak cuma masalah2 standar. Begitu juga cara penyelesaiannya.

Anyway, komik ini bercerita mengenai Shirayuki, seorang gadis berambut merah yang mungkin hanya ada satu-satunya di Tanbarun, kerajaan tempat ia tinggal. Alkisah, Raji, pangeran Tanbarun, tertarik untuk menjadikannya selir karena Shirayuki dpt 'dipamerkan'. Utk menolak hal itu, Shirayuki memotong rambutnya dan meninggalkan rumah untuk kabur. Saat bermalam di luar sebuah rumah kosong, ia bertemu dengan Zen, Mitsuhide, dan Kigi. Utusan Raji yg mengejar Shirayuki menyerahkan sekeranjang apel yg diketahui beracun setelah Zen memakannya. Cerita lalu bergulir ke arah bagaimana Shirayuki berusaha menjadi apoteker dengan kekuatannya sendiri di Kerajaan Clarines dan sepak terjang Zen sebagai seorang pangeran kedua. Konflik tentu ada, tp nggak akan berputar pada wanita atau pria idaman lain :)

Daku meleleh membaca volume 4, saat akhirnya Zen mengakui perasaannya pada Shirayuki dan bagaimana gadis berambut merah ini menyadari bagaimana perasaannya terhadap Zen. Aaaawh <3 Ternyata bisa juga, Zen?? Fufu... Perkembangannya termasuk cepat, di volume 4 udah kayak gini. Biasanya cerita yg tipe gini hrs nunggu 7-8 volume dulu baru ada pengakuan, ehehe.

Hal lain yg saya suka adalah cara Sorata Akizuki menggambarkan semuanya. Tarikan garisnya sederhana, tp detail. Model bajunya jg khas sekali... Walau nama2nya masih berbau Jepang, dr pakaian dan seting saya tahu kalau ini bukan di Jepang. Antar kerajaan model bajunya beda. Saat resmi dan informal juga beda. Saya penasaran dia dapat ide dari mana, hm...

Dan Zen resmi menjadi salah satu karakter fav saya :) *peluk Zen* Dia seorang pangeran kedua, yang berada di balik-balik bayangan kakaknya, Izana. Memiliki dilemanya sendiri, namun dia sangat menghormati Izana. Dia tipe pangeran yg tidak bisa diam, tp bukan berati dia nakal. Dg sifatnya yang polos, blak-blakan, tapi menggemaskan (ehm) dia mudah disayangi oleh sekitarnya. Kedua ajudannya, Kigi dan Mitsuhide (lalu ditambah Obi) sudah memutuskan untuk setia padanya. Dia juga tegas dan tidak plin plan, terlihat di saat dia 'membela' Shirayuki, baik dari Raji, sang pangeran bodoh dan arogan Tanbarun, juga dari Izana, sang kakak. Kalau saya tinggal di Clarines dan menjadi warganya, saya akan mendukung Zen dan Izana untuk memimpin kerajaan...

Jumat, 09 Desember 2011

Curhat Curhit?

Kalau dipikir2, yg membuat saya memutuskan membuat blog ini spt skr adalah krn membaca sebuah naskah yg saya edit. Karakter di novel tersebut memiliki blog tanpa nama, kurang lebih begitu, dan saya pikir ide itu bagus juga. Saya bisa menulis buku diari saya, yg tdk terlalu personal (krn hal2 itu cukup saya simpan sendiri), tanpa harus terlalu khawatir akan ada yg menyadari bahwa blog ini milik SAYA :)

Yah, mungkin ada yg akan mengetahui saya, tp ditilik dr mutu tulisan saya yg menyedihkan, kemungkinan itu sepertinya mendekati 0%. Jadi, biarlah begitu...

Anyway, hari ini saya bermaksud tidur sampai siang, tp setelah Subuh saya tdk bs memejamkan mata lagi. Ya sudahlah, mulai lagi hari2 saya yg diawali dengan mencuci (ya, mencuci), leha2 sebentar (ngopi dan baca komik), lalu... yah, rutinitas harian yg gaje. Bedanya krn hari ini Sabtu, saya bs lebih santai tanpa harus melirik jam berkali2. Jadwal saya hari ini: ngetik soal dan antar anak2 les. Sisanya bisa disesuaikan dengan situasi dan kondisi...

Oh, ya, yg ingin saya tulis sebetulnya.... saya IRI. Manusia, biasa, deh... Iri melulu. Entah apa ada orang yg iri pada saya yg serba tanggung ini, tp saya sudah jelas2 iri pada org lain yg lebih bisa mencapai sesuatu yg saya inginkan tp blm kesampaian juga. Ambisi, ambisiiiii... Datanglah padaku....

Lagi2 gaje. Duh.

Kamis, 08 Desember 2011

Terima Kasih, Allah

Saya bkn siapa2. Saya selalu berpikir kalau saya ini serba tanggung. Suka menulis, tp tidak menulis. Suka menggambar, tapi biasa2 saja. Suka mendesain, tapi nggak ada yg istimewa. Jadi istri dan ibu... juga banyak gagalnya >.< Terutama menjadi seorang muslimah. Nggak ada apa-apanya, deh. (Bukannya bangga, lho).

Dengan segala kekurangan yg saya sadari ini, saya merasa Allah SWT begitu baik pada saya. Beliau tetap melimpahi saya dg kecukupan, keluarga yg penuh kasih sayang, pekerjaan yg cukup baik, anak2 yg manis (walau kadang nakal), suami yg kdg berselisih paham, tetaplah sebuah keluarga yg utuh.

Saya sangat, sangat merasa tak pantas untuk menerima semua kebaikan-Nya. Saya merasa apa yang saya lakukan untuk membalas semuanya itu tidak sebanding dengan apa yg sudah diberikan-Nya pada saya.

Terima kasih, Allah SWT. Tanpamu aku tersesat.

Tulisan Pertama

Judul yg menyedihkan, ahaha. Tp plg tidak memang ini tulisan pertama saya di blog (baru) ini setelah vakum beberapa tahun. Saya lupa user dan password untuk blog saya yang sebelumnya, jadi dengan sangat terpaksa saya membuat akun baru. Yah, tidak terlalu masalah, toh isi blog saya juga tidak penting2 amat :)

Saya bukan penulis yg baik, juga tidak punya cerita menarik untuk dibagikan... Tapi saya memutuskan untuk mulai menulis blog lagi, entah untuk tujuan apa. Belum tentu saya akan konsisten mengisi blog ini pula. Namun saat saya membuka twitter, saya membaca suatu quote yg intinya saat kita bangun pagi, kita bisa memilih untuk kembali tidur dan bermimpi atau bangun dan mengejar mimpi itu.

Saya blm tahu mimpi apa yg akan saya kejar. Ya, saya memang tdk ambisius. Tapi plg tidak saya pernah berpikir untuk mulai nge-blog lagi, dan di sinilah saya :)