Semua berawal dari lolongan yang memecah keheningan malam.
Saya tidak sedang menceritakan perilaku seekor serigala yang berkeliaran di
film-film horror, melainkan jeritan pedih seekor anjing yang ditinggalkan
majikannya terlantar karena ‘ditugaskan’ menjaga rumah kosong yang terletak
tepat di seberang rumah saya.
Kali pertama mendengar suara itu, saya tidak terlalu ambil
pusing. Si anjing sering kali menggonggong sesekali selama ia mengemban tugas
suci dari sang pemilik di balik pagar yang tertutup rapat oleh fiberglass. Namun, malam itu suaranya
terdengar berbeda. Ia tidak menggonggong, melainkan melolong dan itu dilakukan
hampir sepanjang malam, diselingi dengan dengkingan. Saya masih tidak ambil
pusing sampai keesokan siang saya masih mendengar sang anjing terus bersuara.
Kali ini bahkan ditingkahi dengan gonggongan yang bersemangat. Keanehan itu
akhirya menarik saya untuk menjebol sedikit fiberglass
dan mengintip ke dalam. Astaghfirullah!
Saya menemukan seekor anjing berwarna putih yang terjepit di bawah kerangkeng
besar berisi anjing besar yang mirip seperti anjing polisi! Mangkuk kaleng
kosong tergeletak terbalik, ember hitam yang berada di dalam kerangkeng sudah
kosong melompong. Sudah berapa lamakah para anjing itu tidak makan dan minum?
Dengan kenekatan, saya menyiramkan air menggunakan selang ke
arah anjing-anjing itu, berharap mereka dapat minum seteguk atau dua teguk air.
Seakan mendapat harapan setelah badannya basah, si anjing putih itu berusaha
untuk keluar dari jepitan kerangkeng dan dengan usaha kerasnya, ia berhasil!
Namun, kondisinya sangat lemah. Bahkan ia tidak mampu untuk mengangkat
kepalanya. Si anjing besar, kemungkinan besar campuran rotweiler (saya tahu setelah mengubek-ubek mesin pencari), memberi
semangat pada si anjing putih (yang saya tidak tahu sampai sekarang apa
jenisnya). Subhanallah…
Tak tahan lagi, saya menghubungi pihak RT dan memutuskan
memanjat pagar tetangga saya itu untuk sekadar memberikan makanan kucing saya
pada mereka. Saya tidak takut anjing, tapi menghadapi anjing penjaga rotweiler besar, walau terpisah
kerangkeng, tak ayal saya ciut juga. Apalagi saya dihadiahi gonggongan penuh
kemarahan a la anjing kelaparan. Walau ragu, sang rotweiler makan dengan rakus, sementara si putih sama sekali tidak
mau makan. Untuk minum pun harus saya suapi. Akhirnya saya menghubungi
penyelamat binatang melalui perantara seorang teman yang pecinta anjing.
Untuk pertama kalinya dalam hidup, saya masuk rumah orang
tanpa permisi empunya, bahkan mendobrak pagarnya demi menyelamatkan seekor
anjing yang menderita. Dengan bantuan para penyelamat binatang itu, si anjing
putih diangkat perlahan. Ajaibnya, anjing itu tersadar dan mengangkat kepalanya
sedikit. Kami tadinya ingin menyelamatkan sang rot, tapi melihat ia yang menggeram dan kerangkeng yang digembok
rapat, kami memutuskan untuk menyelamatkan si putih terlebih dulu. Para
penyelamat binatang itu langsung membawa si putih, yang kemudian kami beri nama
Hope, ke dokter hewan. Sayangnya, hanya satu jam setelah ia ditangani dokter,
Hope mengembuskan napas terakhir. Namun, kami lega karena ia mati tidak dalam
kesendirian.
Proses evakuasi Hope dengan mematahkan jeruji pagar
Seminggu setelah penyelamatan aksi Hope, setiap hari saya
memanjat pagar dua kali sehari untuk memberi makan Thunder, nama pemberian kami
untuk sang rot. Bahkan, Allah memberi
rezeki berupa beberapa kaleng makanan anjing yang saya menangkan dari sebuah
kuis. Sayangnya lagi, aksi tersebut terhenti saat sang majikan akhirnya datang
dan tidak suka saya memberi makan Thunder (dan sepertinya ia memindahkan
kandang Thunder diam-diam ke dalam rumah).
Saya baru benar-benar aware
ternyata banyak sekali binatang terlantar atau diperlakukan begitu buruk,
bahkan oleh majikannya sendiri. Dan ternyata ada orang-orang yang begitu care pada binatang-binatang malang ini
tanpa mengharap imbalan atau jasa. Yang mereka harapkan hanyalah keselamatan
binatang-binatang itu. Saya jadi malu, ke mana saja saya selama ini? Andaikan
saya lebih tanggap, mungkin nyawa Hope bisa diselamatkan saat ini. Namun, apa
yang sudah terjadi sudah merupakan takdir-Nya. Saya bersyukur menjadi Srikandi
sehari ikut serta dalam penyelamatan Hope.
Semoga para majikan bertanggung jawab terhadap peliharaannya
sehingga tidak ada lagi Hope-Hope lain. Insya Allah saya terus dapat menunaikan
kewajiban saya sebagai majikan para peliharaan saya.
Foto ini diikutsertakan pada Kontes Unggulan: Sehari Menjadi Srikandi
.
Selamat memeringati Hari Kartini 2013.
BalasHapusTerima kasih atas partisipasi sahabat dalam Kontes Unggulan Sehari Menjadi Srikandi
Nantikan pengumuman hasilnya tanggal 1 Mei 2013
Salam hangat dari Surabaya
Terima kasih, Pak. Syukurlah bisa ikutan berpartisipasi walau waktunya mepet banget ^^
Hapusaku ingat kisah Thunder :|
BalasHapuskasihan ...
jadi inget doggie, apa kabar dia sekarang ya :'(
Thunder sih kemungkinan ada di DALAM rumah. Aku ga bs denger suaranya kecuali pas majikannya datang :(
HapusTega benar pemiliknya ya ...
BalasHapuskok ditelantarkan begitu peliharaannya
salam saya
Aku nggak tahu. Katanya sih dia ga bawa anjing2 itu ke rumah yg baru dan si anjing harus ngejaga barang2 di rumah lama...
Hapus