Photobucket

Jumat, 31 Mei 2013

Saat Cinta Datang Melalui My DNA Love's



Judul novel: My DNA Love's
Penulis: Sienta Sasika Novel
Penerbit: Rumah Kreasi
ISBN: 786027517141
Harga novel: Rp34.000,-
Info lomba: http://www.sientasasikanovel.com/2013/04/lomba-review-novel-karya-sienta-sasika.html?m=1


Sinopsis:Jatuh cinta? pikir Sienta saat melihat sosok Bintang yang telah menjadi suaminya karena perjodohan yang dilakukan orangtua masing-masing. Gue? Jatuh cinta? Nggak mungkin, Sienta tersenyum geli. Sangat tidak mungkin kalau dirinya jatuh cinta pada Bintang. Laki-laki seperti Bintang? Jauh dari kriterianya, bahkan untuk jadi teman saja tidak mungkin, apalagi kalau dia jatuh cinta. Cinta di ujung samudera memang sepertinya masih indah...

Novel My DNA Love's bercerita mengenai Sienta dan Bintang yang mendadak dijodohkan begitu saja karena keegoisan orangtua mereka. Keduanya menolak tegas menggunakan berbagai alasan, tapi semuanya dimentahkan oleh para orangtua. Tanpa dapat dicegah, status Sienta dan Bintang pun mendadak menjadi istri dan suami! Pernikahan seperti apakah yang harus dijalani pasangan yang boro-boro saling menyukai barang sedikit, tapi saling membenci ini? Mereka harus menyiasati pernikahan kacau balau itu dari orangtua mereka yang berharap begitu banyak, sekaligus membuktikan kalau mereka tidak akan dapat mempertahankan perkawinan itu. Tapi, siapa yang tahu masa depan?

Ide ceritanya cukup menarik, nih. Orangtua sering kali menjodohkan anaknya begitu saja, tidak peduli zaman sudah berubah dan protes yang dilemparkan pihak yang akan dijodohkan. Hanya saja, saya kurang melihat apa alasan kuat di balik perjodohan itu. Orangtua Sienta dan Bintang masing-masing begitu egois (berdasarkan dialog-dialog para ortu yang hanya meyakinkan putra putri mereka untuk menikah terus menerus plus mengatur segalanya tanpa persetujuan para calon), yakin kalau kedua anak mereka akan saling menyambut pernikahan itu dengan suka cita (tentu dengan mengabaikan segala keluhan dan protes yang muncul). Walau sempat disinggung kalau keluarga Bintang pernah berjasa pada keluarga Sienta, saya tidak dapat menemukan jasa apa sebenarnya yang dimaksud sampai akhir halaman (atau saya yang kelewatan membacanya?).

Saya ingin sekali menjitak kepala Sienta yang kerjaannya mengomel sepanjang waktu. Oke, saya tahu kamu tidak suka dijodohkan, tapi kalau kalimat yang kurang lebih mirip diulang-ulang terus, rasanya jadi biasa saja. Selain itu, banyak dialog-dialog serta adegan yang menurut saya bisa dibuang karena membuat alur menjadi lambat dan saya melewatkan beberapa halaman begitu saja. Termasuk sumpah serapah yang dilancarkan Sienta pada Bintang :) Dan rasanya tidak perlu mengulang-ulang fakta selisih umur 7 tahun dalam intensitas yang cukup sering dan berdekatan.

Saya juga tidak mengerti apa sebetulnya karakter dan pekerjaan Bintang. Bagaimana ia bisa begitu cuek menabrak seseorang dengan motornya sampai si korban terpelanting dan tidak merasa bersalah? Pun alasan Bintang menerima perjodohan (dan pernikahan) itu hanya demi ibunya yang memiliki penyakit jantung... Hm....

Karakter paling menyebalkan di buku ini bukanlah Andrea atau Lia yang suka mengganggu rumah tangga kedua tokoh utama. Penasaran siapa? Saya sebal sekali dengan para orangtua yang semaunya sendiri. Bahkan saat anaknya sedang berbulan madu pun terus saja diteror -,- Kalau hal ini sampai terjadi pada saya, wah, bisa-bisa saya ngomel-ngomel tiada henti.

Yang saya bingung, bagaimana cara Andrea mencari tahu lokasi bulan madu Sienta dan Bintang, sementara kedua tokoh utama kita ini saja tidak mengetahuinya. Apakah Andrea membuntuti salah satu orangtua ketika ia sedang membelikan paket bulan madu untuk sang pengantin baru? Atau Andrea menggunakan ilmu kebatinan? Atau ini hanya kebetulan saja seperti yang sering terjadi dalam hidup ini?

Saya merasa konflik hati Sienta kuranglah kuat. Ia lebih banyak meributkan hal-hal tidak penting bersama Bintang, sehingga saat Sienta jatuh cinta sungguhan pada Bintang terasa datar-datar saja. Saya tidak dapat merasakan greget, padahal cerita ini mempunyai potensi sangat besar untuk membuat saya menahan napas. Saya juga tidak menemukan titik di mana Bintang benar-benar peduli pada Sienta.

'Ceritanya' Bintang dan Sienta, ehe
Oh, ya, karakter Bintang dan Sienta ini mengingatkan saya pada pasangan norak di seri drama korea Full House, jadi saya membayangkan adegan jambak-jambakan Bintang dan Sienta (iya, saya berlebihan, ha ha) ala adegan di drama itu :))

Anyway, saya menyukai tata letak novel ini. Ada ornamen burung yang imut di awal bab dan nomor halaman yang tidak kalah manisnya. Sayangnya, jenis huruf font judul bab sama sekali tidak cocok dengan jenis cerita ini. Font yang digunakan lebih masuk dalam cerita fantasi atau sesuatu yang bertema gotik, bukan kisah cinta komedi seperti My DNA Love's. Oh, ya, saya juga tidak mengerti apa maksud atau arti judul My DNA Love's ini... Dan karena saya sama sekali tidak mudeng, saya tidak mau berandai-andai kemungkinan artinya.
Ada sepasang burung di awal bab

Mungkin salah satu hal yang harus diperhatikan oleh pihak penerbit adalah banyaknya kesalahan ketik yang sangat fatal. Kesalahan itu bukan sekadar mengetik 'yang' menjadi 'yagn', melainkan banyak subjek yang hilang atau bahkan kalimat tidak selesai. Misalnya: "Ahhh menarik napas panjang." (halaman 17). Yang menarik napas apakah si Aah? Selain itu, walau font yang digunakan dalam badan teks cukup 'berbeda' dengan novel-novel lainnya, garisnya terlalu tipis dan jaraknya terlalu rapat. Untuk orang-orang yang memiliki gangguan mata, jadi terasa begitu sulit membacanya. Ditambah lagi, saat tidak ada penerangan cukup, tulisannya nyaris tidak terbaca (walau begitu, bacalah di tempat terang, ya!).
Nomor halaman yang manis

Saya juga bingung kenapa tokoh Darren sama sekali tidak dikeluarkan, padahal dari kubu Bintang ada Andrea dan Lia. Oke, dari kubu Sienta sudah ada Billy, tapi andaikan karakter Darren dimunculkan akan membuat konflik cerita semakin tajam dan penyebutan nama cowok satu ini beberapa kali jadi ada maksudnya, bukan sekadar bagian kisah masa lalu Sienta yang ternyata tidak terlalu membuat Sienta sulit untuk move on juga, tuh. Kepergian Sienta ke Barcelona juga terasa dipaksakan... Yah, tapi setidaknya Sienta punya alasan untuk kabur dari Bintang :)

Cinta memang datang tanpa dapat ditebak. Awal dan akhir dapat begitu berbeda. Walau begitu, kalau kita percaya cinta itu benar ada, maka cinta itu akan ada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar