Photobucket

Kamis, 23 Agustus 2012

Yang Penuh Perhitungan: The Recknoning



Judul: The Reckoning-Perhitungan
Penulis: Kelley Armstrong
Kategori: Novel, fiksi
Kover: softcover
ISBN: 978-602-18349-0-9
Ukuran: 14 x 20.5 cm
Penerbit: Ufuk Publishing House
Halaman: 456 halaman
Terbit: 2012
Harga: Rp59.900,-

Liburan, kenapa tidak saya isi dengan membaca buku? Terutama buku-buku dari Penerbit Ufuk yang sudah menggoda sekali untuk dibaca yang saya beli via Yes24.com Indonesia. Karena keuangan terbatas sementara buku-buku terbitan Ufuk bisa dibilang menarik semua, saya mencoba memilih berdasarkan rekomendasi teman-teman.

Awalnya saya tidak tertarik sama sekali membaca buku ini. Apalagi kalau melihat ada serinya. Tapi, seorang teman setengah memaksa saya menikmati novel favoritnya itu. Awalnya novel ini saya pinjam darinya. Toh, kalau membosankan saya bisa berhenti di tengah jalan. Kalau memang menarik, wah, bakal seru. Tidak ada ruginya. Namun, pada kenyataannya, akhirnya saya membelinya sendiri. Thanks a lot to Yes24.com for the nice discount!

Oh, ya, sebelum membaca buku ini, saya juga dipaksa untuk membaca kedua buku sebelumnya yang termasuk dalam trilogi Darkest Power karya Kelley Armstrong ini. Saya membacanya, tapi bisa dibilang sekilas-sekilas, hanya demi agar saya bisa cepat-cepat membaca The Reckoning. Maafkan saya untuk ini ^__^ (edit: Tapi hal ini saya tebus dengan membaca ulang kedua seri sebelumnya karena membaca The Reckoning tidak akan meresap begitu dalam di hati saya jika saya tidak melakukan hal itu!). Hal ini gara-gara begitu banyak orang yang merekomendasi seri terakhir dari Darkest Power. Apakah ada sesuatu yang membuatnya mendapatkan rating cukup tinggi di goodreads? Atau apakah yang saya rasakan setelah saya membaca buku ini akan berbeda dengan tanggapan orang kebanyakan? We’ll see...

Kelley Armstrong memiliki kebiasaan jarang menjelaskan ulang apa-apa yang sudah di buku-buku sebelumnya. Untuk pembaca lama, hal ini sangat menyenangkan, walau akan membuat pembaca baru kebingungan (seperti yang pernah saya alami). Untuk Anda yang benar-benar mencintai seri ini, sebaiknya (ya, ini saran saya) untuk membaca kedua seri sebelumnya.

The Reckoning secara keseluruhan bercerita mengenai Chloe, Derek, Simon, dan Tori yang harus menyelamatkan diri dari Grup Edison. Mereka masih dibayang-bayangi kemungkin bahwa ada mata-mata dari Grup Edison di antara mereka yang mungkin saja akan membawa mereka kembali ke lab, atau bahkan bisa saja membunuh mereka. Apakah para tokoh kesayangan kita ini harus menghadapi kenyataaan bahwa ada pengkhianat di antara mereka? Atau mereka hanyalah 'korban' yang harus berjuang untuk 'menyelamatkan diri?

Kehidupan Chloe Saunders yang masih berusia 15 tahun berubah total. Keinginannya menjadi anak normal sepertinya akan sulit tercapai. Tentu saja ini gara-gara Chloe adalah seorang necromancer dengan gen termodifikasi yang dapat membangkitkan orang mati, wow. Bersama teman-temannya yang "berbakat", Chloe and the gank harus jungkir balik menyelamatkan diri dari organisasi jahat, Grup Edison, yang menciptakan mereka. Selain itu, Chloe juga harus dipusingkan dengan kisah cintanya dengan Simon si penyihir baik atau Derek, si manusia serigala yang juga saudara Simon...

Plot The Reckoning sedikit banyak agak mirip dengan The Summoning yang memiliki klimaks yang jelas, sementara The Awakening sedikit 'berputar-putar' tanpa penyelesaian tuntas. Hubungan antara Chloe dan Derek juga dipaparkan secara lengkap dan berlangsung timbal balik. Terasa nyata dan mungkin dialami para remaja. Dan 'romance' adalah salah satu kelebihan The Reckoning yang tidak Anda temukan di dua seri pendahulunya. Kisah cinta antara kedua remaja ini sangat manis. Derek, seorang manusia serigala yang tanggung dan kuat, ternyata menginginkan Chloe tetap ada di sisinya di saat-saat terburuknya, sementara Chloe memang tetap berada di sisinya, meremas atau sekadar mengusap tangan Derek untuk menenangkannya... Sebuah 'permulaan' sebuah hubungan yang benar-benar manis pada akhir trilogi ini... Awh.

The Reckoning adalah salah satu buku yang saya komentari, “Ya ampun, manis banget, sih, ceritanya.” Dan saya bersungguh-sungguh saat mengatakannya. Pipi saya seakan memanas menikmati apa yang terjadi antara Chloe dan Derek, hehe.

Karakter-karakter pada buku ini juga layak untuk saya cintai. Misalnya, Chloe adalah karakter yang mengagumkan. Ia mengalami perubahan sifat karakter. Ia tumbuh dewasa. Ia memang tidak tiba-tiba bertransformasi menjadi seorang gadis serba bisa, tapi Chloe berusaha sebaik mungkin. Yah, pada intinya saya menyukai sosok baru Chloe dan jadi suka padanya... Chloe yang tadinya pemalu dan tertutup, selalu memikirkan kekuatannya secara berlebihan dan sulit untuk percaya pada orang lain, kini menjadi gadis yang lebih bijaksana, tidak takut mengambil keputusan walaupun pilihan itu mungkin tidak mudah.

Ada juga Derek, yang jujur dan lugu (ahahaha), juga penuh perlindungan. Ia menjadi semacam sandaran bagi Chloe? Entahlah bagaimana cara menjelaskannya.Dan, jangan pernah melupakan para karater tambahan seperti Simon, Tori, atau Liz. Mereka memberi warna pada seri ini dan membuat alur ceritanya sayang menarik. Para karakter ini tidak pernah menjadi sempurna dan itulah yang membuat cerita ini menjadi sempurna. Chloe tidak akan pernah menjadi 100% berani, terkadang ia juga mengalami dilema dan bingung menentukan pilihan.

Armstrong menunjukkan kepiawaiannya menulis. Di satu saat ia berhasil menulis cerita bertema dewasa yang membuat saya menahan napas, tapi di lain kesempatan ia juga mampu menghadirkan cerita supernatural untuk para remaja, tetap dengan alur dan klimaks yang membuat saya tidak dapat berhenti membacanya. Khusus bagi Trilogi ini, Armstrong sengaja membuat endingnya menggantung. Atau ‘terbuka’ lebih tepatnya. Sehingga cerita ini masih memilki banyak kesempatan untuk diteruskan. Sedikit banyak ini agak mengganggu saya. Bahkan di beberapa bagian, penyelesaiannya terasa terlalu sempurna, tapi... yah, tidak mengapa.

Misalnya saja bagian cerita yang melibatkan para demon dibiarkan menggantung tak terselesaikan. Apakah suatu saat nanti Chloe akan tumbuh dewasa dan kebali menyelesaikan segala urusannya dengan sang iblis ini? Saya jadi berharap bakal ada lanjutan, aka seri ke-4, dari trilogi ini. Yah, maklum, saya termasuk salah satu tipe yang lebih menyukai ending yang pasti. Tentu saja, tetap dengan kemungkinan untuk diteruskan di kemudian hari karena saya sangat penasaran akan seperti apakah tokoh-tokoh kesayangan saya ini jika mereka tumbuh dewasa nanti...

Yah, walau tentu saja, ada beberapa pertanyaan yang tidak terjawab. Misalnya... Apakah Rae benar-benar selamat? Apakah Grup Edison masih meneruskan modifikasi DNA mereka? Atau memang pertanyaan-pertanyaan seperti ini ada untuk dijawab di seri selanjutnya?

Oke, oke, saya harus mengakui bahwa saya SEDIH karena seri ini berakhir. Saya terlalu terjerat pada karakter-karakter di trilogi ini, seakan-akan saya ikut berpetualang bersama mereka. Armstrong berhasil mengaduk-aduk perasaan saya, merasakan segala kesulitan yang dialami Chloe dan kawan-kawan. Dan mungkin saya tidak keberatan dengan beberapa hal yang memang sebaiknya tidak perlu jawaban... karena lagi-lagi saya menantikan petualangan mereka di masa depan.

Kelley Armstrong sendiri adalah penulis Kanada yang mulai menulis fantasi sejak tahun 2001. Salah satu karyanya yang cukup terkenal adalah seri Woman of the Otherworld. Armstrong sering memunculkan karakter yang memiliki kekuatan supranatural, seperti penyihir, necromancer, atau manusia serigala. Tidak heran kalau dalam seri The Darkest Power mereka juga 'berkeliaran'. Armstrong suka memasukkan unsur misteri dalam karya-karyanya dan mungkin inilah yang membuat kita tidak dapat melepaskan buku-bukunya sebelum mencapai halaman terakhir.

Anyway, buat para pecinta buku, jangan lewatkan berbelanja via Bukukita.com. Anda akan mendapatkan diskon yang menggiurkan dan yang terpenting, tidak perlu bermacet-macet ria mencari buku yang kita inginkan. Tinggal menjelajah di situsnya, pesan, bayar, dan Anda tinggal menunggu buku Anda tiba dengan selamat. So simple!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar