
Judul: The Reckoning-Perhitungan
Penulis: Kelley Armstrong
Kategori: Novel, fiksi
Kover: softcover
ISBN: 978-602-18349-0-9
Ukuran: 14 x 20.5 cm
Penerbit: Ufuk Publishing House
Halaman: 456 halaman
Terbit: 2012
Harga: Rp59.900,-
Liburan, kenapa tidak saya isi dengan membaca buku?
Terutama buku-buku dari Penerbit Ufuk yang sudah menggoda sekali untuk dibaca
yang saya beli via Yes24.com Indonesia. Karena keuangan terbatas sementara buku-buku terbitan Ufuk bisa dibilang menarik semua, saya mencoba memilih berdasarkan rekomendasi teman-teman.
Awalnya saya tidak tertarik sama sekali membaca buku ini. Apalagi kalau
melihat ada serinya. Tapi, seorang teman setengah memaksa saya menikmati novel
favoritnya itu. Awalnya novel ini saya pinjam darinya.
Toh, kalau membosankan saya bisa berhenti di tengah jalan. Kalau memang
menarik, wah, bakal seru. Tidak ada ruginya. Namun, pada kenyataannya, akhirnya saya membelinya sendiri. Thanks a lot to Yes24.com for the nice discount!
Oh, ya, sebelum membaca buku ini, saya juga dipaksa untuk membaca kedua
buku sebelumnya yang termasuk dalam trilogi Darkest Power karya Kelley
Armstrong ini. Saya membacanya, tapi bisa dibilang sekilas-sekilas, hanya demi
agar saya bisa cepat-cepat membaca The Reckoning. Maafkan saya untuk ini ^__^ (edit: Tapi hal ini saya tebus dengan membaca ulang kedua seri sebelumnya karena membaca The Reckoning tidak akan meresap begitu dalam di hati saya jika saya tidak melakukan hal itu!). Hal ini gara-gara begitu banyak orang yang merekomendasi seri terakhir dari
Darkest Power. Apakah ada sesuatu yang membuatnya mendapatkan rating cukup
tinggi di goodreads? Atau apakah yang saya rasakan setelah saya membaca buku
ini akan berbeda dengan tanggapan orang kebanyakan? We’ll see...
Kelley Armstrong memiliki kebiasaan jarang menjelaskan ulang apa-apa yang
sudah di buku-buku sebelumnya. Untuk pembaca lama, hal ini sangat menyenangkan,
walau akan membuat pembaca baru kebingungan (seperti yang pernah saya alami).
Untuk Anda yang benar-benar mencintai seri ini, sebaiknya (ya, ini saran saya)
untuk membaca kedua seri sebelumnya.
The Reckoning secara keseluruhan bercerita mengenai Chloe, Derek, Simon, dan Tori yang harus menyelamatkan diri dari Grup Edison.
Mereka masih dibayang-bayangi kemungkin bahwa ada mata-mata dari Grup Edison di
antara mereka yang mungkin saja akan membawa mereka kembali ke lab, atau bahkan
bisa saja membunuh mereka. Apakah para tokoh kesayangan kita ini harus menghadapi
kenyataaan bahwa ada pengkhianat di antara mereka? Atau mereka hanyalah
'korban' yang harus berjuang untuk 'menyelamatkan diri?
Kehidupan Chloe Saunders yang masih berusia 15 tahun berubah total.
Keinginannya menjadi anak normal sepertinya akan sulit tercapai. Tentu saja ini
gara-gara Chloe adalah seorang necromancer dengan gen termodifikasi yang dapat
membangkitkan orang mati, wow. Bersama teman-temannya yang
"berbakat", Chloe and the gank harus jungkir
balik menyelamatkan diri dari organisasi jahat, Grup Edison, yang menciptakan
mereka. Selain itu, Chloe juga harus dipusingkan dengan kisah cintanya dengan
Simon si penyihir baik atau Derek, si manusia serigala yang juga saudara
Simon...
Plot The Reckoning sedikit banyak agak mirip dengan The Summoning yang
memiliki klimaks yang jelas, sementara The Awakening sedikit 'berputar-putar'
tanpa penyelesaian tuntas. Hubungan antara Chloe dan Derek juga dipaparkan
secara lengkap dan berlangsung timbal balik. Terasa nyata dan mungkin dialami
para remaja. Dan 'romance' adalah salah satu kelebihan The Reckoning yang tidak
Anda temukan di dua seri pendahulunya. Kisah cinta antara kedua remaja ini
sangat manis. Derek, seorang manusia serigala yang tanggung dan kuat, ternyata
menginginkan Chloe tetap ada di sisinya di saat-saat terburuknya, sementara
Chloe memang tetap berada di sisinya, meremas atau sekadar mengusap tangan
Derek untuk menenangkannya... Sebuah 'permulaan' sebuah hubungan yang
benar-benar manis pada akhir trilogi ini... Awh.
The Reckoning adalah salah satu buku yang saya komentari, “Ya ampun, manis
banget, sih, ceritanya.” Dan saya bersungguh-sungguh saat mengatakannya. Pipi saya
seakan memanas menikmati apa yang terjadi antara Chloe dan Derek, hehe.
Karakter-karakter pada buku ini juga layak untuk saya cintai. Misalnya,
Chloe adalah karakter yang mengagumkan. Ia mengalami perubahan sifat karakter.
Ia tumbuh dewasa. Ia memang tidak tiba-tiba bertransformasi menjadi seorang
gadis serba bisa, tapi Chloe berusaha sebaik mungkin. Yah, pada intinya saya
menyukai sosok baru Chloe dan jadi suka padanya... Chloe yang tadinya pemalu
dan tertutup, selalu memikirkan kekuatannya secara berlebihan dan sulit untuk
percaya pada orang lain, kini menjadi gadis yang lebih bijaksana, tidak takut
mengambil keputusan walaupun pilihan itu mungkin tidak mudah.
Ada juga Derek, yang jujur dan lugu (ahahaha), juga penuh perlindungan. Ia
menjadi semacam sandaran bagi Chloe? Entahlah bagaimana cara
menjelaskannya.Dan, jangan pernah melupakan para karater tambahan seperti
Simon, Tori, atau Liz. Mereka memberi warna pada seri ini dan membuat alur
ceritanya sayang menarik. Para karakter ini tidak pernah menjadi sempurna dan
itulah yang membuat cerita ini menjadi sempurna. Chloe tidak akan pernah
menjadi 100% berani, terkadang ia juga mengalami dilema dan bingung menentukan
pilihan.
Armstrong menunjukkan kepiawaiannya menulis. Di satu saat ia berhasil
menulis cerita bertema dewasa yang membuat saya menahan napas, tapi di lain
kesempatan ia juga mampu menghadirkan cerita supernatural untuk para remaja,
tetap dengan alur dan klimaks yang membuat saya tidak dapat berhenti
membacanya. Khusus bagi Trilogi ini, Armstrong sengaja membuat endingnya menggantung. Atau ‘terbuka’
lebih tepatnya. Sehingga cerita ini masih memilki banyak kesempatan untuk
diteruskan. Sedikit banyak ini agak mengganggu saya. Bahkan di beberapa bagian,
penyelesaiannya terasa terlalu sempurna, tapi... yah, tidak mengapa.
Misalnya saja bagian cerita yang melibatkan para demon dibiarkan menggantung tak terselesaikan. Apakah suatu saat
nanti Chloe akan tumbuh dewasa dan kebali menyelesaikan segala urusannya dengan
sang iblis ini? Saya jadi berharap bakal ada lanjutan, aka seri ke-4, dari
trilogi ini. Yah, maklum, saya termasuk salah satu tipe yang lebih menyukai ending yang pasti. Tentu saja, tetap
dengan kemungkinan untuk diteruskan di kemudian hari karena saya sangat
penasaran akan seperti apakah tokoh-tokoh kesayangan saya ini jika mereka
tumbuh dewasa nanti...
Yah, walau tentu saja, ada beberapa pertanyaan yang tidak terjawab.
Misalnya... Apakah Rae benar-benar selamat? Apakah Grup Edison masih meneruskan
modifikasi DNA mereka? Atau memang pertanyaan-pertanyaan seperti ini ada untuk
dijawab di seri selanjutnya?
Oke, oke, saya harus mengakui bahwa saya SEDIH karena seri ini berakhir.
Saya terlalu terjerat pada karakter-karakter di trilogi ini, seakan-akan saya
ikut berpetualang bersama mereka. Armstrong berhasil mengaduk-aduk perasaan
saya, merasakan segala kesulitan yang dialami Chloe dan kawan-kawan. Dan
mungkin saya tidak keberatan dengan beberapa hal yang memang sebaiknya tidak
perlu jawaban... karena lagi-lagi saya menantikan petualangan mereka di masa
depan.
Kelley Armstrong sendiri adalah penulis Kanada yang mulai menulis fantasi sejak tahun 2001. Salah satu karyanya yang cukup terkenal adalah seri Woman of the Otherworld. Armstrong sering memunculkan karakter yang memiliki kekuatan supranatural, seperti penyihir, necromancer, atau manusia serigala. Tidak heran kalau dalam seri The Darkest Power mereka juga 'berkeliaran'. Armstrong suka memasukkan unsur misteri dalam karya-karyanya dan mungkin inilah yang membuat kita tidak dapat melepaskan buku-bukunya sebelum mencapai halaman terakhir.
Kelley Armstrong sendiri adalah penulis Kanada yang mulai menulis fantasi sejak tahun 2001. Salah satu karyanya yang cukup terkenal adalah seri Woman of the Otherworld. Armstrong sering memunculkan karakter yang memiliki kekuatan supranatural, seperti penyihir, necromancer, atau manusia serigala. Tidak heran kalau dalam seri The Darkest Power mereka juga 'berkeliaran'. Armstrong suka memasukkan unsur misteri dalam karya-karyanya dan mungkin inilah yang membuat kita tidak dapat melepaskan buku-bukunya sebelum mencapai halaman terakhir.
Anyway, buat para pecinta buku, jangan lewatkan berbelanja via Bukukita.com. Anda
akan mendapatkan diskon yang menggiurkan dan yang terpenting, tidak perlu
bermacet-macet ria mencari buku yang kita inginkan. Tinggal menjelajah di
situsnya, pesan, bayar, dan Anda tinggal menunggu buku Anda tiba dengan
selamat. So simple!