Photobucket

Minggu, 09 Desember 2012

Menari bersama Tango

First of all, Anda perlu tahu kalau saya bukanlah pencinta Korea. Saya tidak memungkiri kalau saya suka menonton beberapa drama Korea, saya juga suka Lee Min Ho atau Mickey. Tapi, mereka hanyalah beberapa ‘hal’ mengenai Korea yang saya ketahui. Beberapa bintang Korea lainnya saya kenal cukup sebatas wajah atau nama karakter yang diperankannya dalam drama yang kebetulan saya tonton. Salah satunya Geum Jan Di.

Saya tidak menonton Boys Before Flower secara rutin. Namun, saya ingat, saat itu saya memaki-maki Jan Di karena menurut saya dia tidak pantas memerankan si rumput liar di serial tersebut. Untuk saya, tampangnya terlalu tua sebagai anak SMA dan saya tidak menemukan sesuatu yang spesial mengenai dirinya sama sekali. Paling namanya terangkat karena ia berakting bersama empat orang cowok keren lainnya, begitu pikir saya.

Tidak heran kalau saya memandang remeh saat membaca kalimat, “Dalam seminggu, Tango telah terjual di atas 30.000 kopi.” What? Si Jan Di yang ternyata memiliki nama asli Goo Hye Sun (ya, saya baru tahu sekarang) ini disebut-sebut sebagai bintang multibakat yang bersinar? Bahkan, bukunya saja termasuk best seller? Apa selama ini saya salah menilainya?

Tango
Kategori: Novel
Penerbit: Ufuk Publishing House
Penulis: Goo Hye Sun
ISBN: 978-602-18349-8-5
Ukuran: 14 x 20.5 cm
Halaman: 312 halaman
Terbit: 2012
Harga: Rp. 54.900,-





Sinopsis di kover belakang:
Nama lelaki ituKang Jong Woon.
Selama dua tahun ini, artinya bagiku adalah pacar, teman, dan keluarga. Dia adalah lelaki muda dan tampan. Hari ini dia singgah di rumahku lagi. Jong Woon tiba-tiba bamu dua atau tiga langkah sambil berteriak, “Step!” Jong Woon terus berjalan berputar-putar tanpa henti seperti sedang menari, tingkahnya itu seakan mengisyaratkan bahwa ia sedang minta diperhatikan. Lalu, ia melompat ke tempatnya semula seperti seorang anak kecil. Akhirnya, aku bertanya kepadanya lebih dulu karena ia terus berputar.
“Sedang apa?”
“Aku sedang menarikan tarian  yang sangat romantis,” jawab Jong Woon.
“Tarian apa itu?”
“Tango ….”

“Hanya orang yang minum kopi yang tahu rasa pahit itu.”

Cerita dibuka dengan keluh kesah Yun, si pemeran utama wanita, mengenai kopi. Lucu juga membaca bagian ini karena dulu saya juga tidak menyukai kopi. Saya sedikit banyak dapat merasakan betapa Yun tidak menyukai kopi, namun terpaksa untuk menikmatinya hanya karena Jong Woon menyukainya.

“Aku dapat bersabar selama ini, jadi kali ini aku juga pasti bisa.”

Yun, sempat mengalami kebingungan dan kegelisahan saat dia akhirnya harus berpisah dengan Jong Woon. Dia tidak dapat menentukan apa itu kenyataan… Butuh waktu lama baginya untuk menyadari bahwa mengenakan sepatu berhak tinggi yang cantik itu ternyata sangat menyakitkan. Begitu juga saat dia akhirnya berhasil ‘melepaskan’ Jong Woon setelah bertemu dengan Park Si Hoo, seorang pria yang ‘bebas’ seperti awan.

Sejak halaman pertama novel Tango, saya langsung menyadari bahwa cara bertutur Yun sebagai ‘aku’ cukup berbeda dengan ‘aku’ yang biasa saya temui di novel sejenis. Goo Hye Sun memilih tidak menjabarkan atau mendeskripsikan hal-hal yang terlalu mendetail. Bahkan kata Korea dan Seoul hanya muncul masing-masing sekali saja.

Cara bertutur yang digunakan Goo Hye Sun indah. Berbeda dengan kalimat-kalimat sastra, tapi buat saya… indah. Walaupun ada beberapa bagian yang sulit saya tangkap maksudnya, tapi secara garis besar, Hye Sun mampu merangkai kata-kata menjadi suatu paragraf atau bab yang ringkas dan tak bertele-tele. Salut pada sang penerjemah, Dwita Rizki Nientyas, yang mampu membangun ulang apa yang ingin disampaikan Goo Hye Sun dalam bahasa Indonesia.

Saya cukup surprised membaca apa yang terjadi pada Si Hoo. Yun mendeskripsikannya dengan begitu singkat dan sederhana, sementara saya ingin bagian itu lebih dramatis lagi. Emosi yang dirasakan Yun begitu datar sepanjang buku, sehingga saya tidak merasakan adanya naik turun cerita yang seharusnya ada sepanjang alur.

Saya juga menyukai editing novel ini. Walaupun menemukan beberapa kesalahan ketik mulai setengah buku ke belakang, tapi itu jauh lebih baik daripada beberapa novel serupa yang saya baca. Hal ini menunjukkan bahwa Ufuk mampu menjaga kualitas sebuah novel sehingga menambah nilai pada karya ini.

Kover novel Tango untuk saya sangat mewah dengan efek glitter keemasan pada tulisan Tango, walau saya tidak mengerti apa fungsi memajang foto Go Hye Sun di sana. Saya juga merasa bahwa sinopsis di kover belakang sama sekali tidak mewakili keseluruhan cerita. Saya sama sekali tidak menangkap cerita mengenai apa yang akan saya temui saat akan membaca novel ini.

Hal pertama yang menarik perhatian saya saat lembaran Tango terbuka satu demi satu adalah tata letak novel ini. Wow, menarik sekali. Selain terlihat rapi, saya sangat menyukai adanya ornamen-ornamen tambahan di awal bab. Dan saat saya melakukan skimming awal, saya melihat ada ilustrasi pula yang menghiasi beberapa bagian dari buku ini. Jadi, pantaslah saya beri, wow!

Mungkin pujian yang menyatakan bahwa Goo Hye Sun adalah artis serba bisa tidak salah karena untuk saya, ilustrasi yang ada di dalam buku ini memang menakjubkan, memiliki ciri khas sendiri… Walaupun saya tidak mengerti mengapa ada ilustrasi-ilustrasi tersebut. Sebagian besar ilustrasi tidak mewakili cerita di bab bersangkutan dan beberapa kali mengganggu ‘alur’ saya membaca ceritanya.

“Aku akan memulai hidup baru. Aku akan membuka mataku lebar-lebar dan melihat dunia baru.”

Dengan membaca Tango, saya dibawa ke dunia yang belum pernah saya selami sebelumnya. 


Resensi ini diikutsertakan dalam 2012 End of Year Book Contest 

4 komentar:

  1. Wow, nice review! Baru kali ini nemu review novel tango yg lengkap. Uda lama pengen beli novelnya tapi ragu karena sinopsis dan review masih samar membahas buku ini.

    Tapi penasaran bgt karena novel ini bestseller di Korea sono katanya, jadi aku bertanya2 bagusnya dimana sih? Selain itu takut terjemahannya ga enak (pengalaman dr bbrp buku terjemahan korea) hehe.

    Thanks ya uda berpartisipasi dlm 2012 End of Year Book Contest. Ditunggu review2 lainnya ^^

    BalasHapus
  2. Aku jg ragu bgt Mbak, belinya... Skrg sih ga nyesel walau aku tetap nggak bilang WOW utk buku ini. Tp at least emg jauh lebih bagus drpd bbrp novel korea lainnya.

    BalasHapus
  3. Hai, selamat ya menang di 2012 End of Year Book Contest ^^

    Mau ikutan giveaway buku juga gak di blog-ku? Silakan tengok bila bersedia ya. Di http://argalitha.blogspot.com/2013/01/januari-giveaway.html

    Terima kasih :)

    Arga Litha

    BalasHapus